Jumat, 29 Maret 2019

Ismed Sofyan: Wasit Level Asia tetapi Kualitasnya seperti Itu!

Laga perempat final Piala Presiden 2019 di Stadion Patriot Candrabhaga, Kamis (28/3/2019), tidak cuma menyoal kemenangan Kalteng Putra via adu penalti. Terselip pula kontroversi yang dianggap merugikan Persija Jakarta sebagai pihak yang kalah.
Cemoohan para pendukung Persija menggema saat menyambut gol pembuka penyerang Kalteng Putra, Patrich Wanggai, pada menit ke-57. Bukan tanpa sebab, Wanggai terlihat sengaja mendorong bola dengan tangannya untuk mencetak gol.
Imbas insiden ini, bukan hanya para pendukung Persija yang merespons negatif. Hampir seluruh pemain Persija juga mempertanyakan putusan wasit Thoriq Alkatiri. Namun, wasit asal Jawa Barat bergeming dan tetap pada putusannya, bahkan tanpa menggelar diskusi dengan dua asisten wasit.
Teriakan kian lantang dan membikin tensi kian memuncak tatkala pemain Kalteng Putra, Dadang Apridianto, menghajar kaki Ismed Sofyan ketika berebut bola. Memang, sang pengadil menarik kartu merah untuk mengusir pemain yang masuk menggantikan Yoo Hyun-goo pada pertengahan babak kedua tersebut.
Dua insiden itulah yang membuat Ismed selaku kapten Persija mengeluhkan kepemimpinan wasit. Bagi dia, kualitas kepemimpinan Thoriq tak sesuai dengan rekam jejaknya sebagai sosok yang sempat mengawal laga Liga Champions Asia.
"Kembali lagi kita semua melihat bagaimana kepemimpinan wasit berdampak pada pertandingan, ya. Bagaimana mungkin pakai tangan mencetak gol dan itu disahkan? Mari lihat saja sama-sama tayangan ulang televisi, deh," kata Ismed selepas laga di area mixed zone Stadion Patriot, Kamis (28/3).
"Saya menyayangkan sekali, ya, wasit yang sudah pernah memimpin pertandingan di level Asia, tetapi kualitasnya seperti itu," kata dia menambahkan.
Dalam laga kali ini, sorotan negatif juga ditujukan Ismed pada ketidakdewasaan Wanggai saat terlibat cekcok dengan winger Persija, Riko Simanjuntak. Dari pandangan mata Ismed, penyerang 'Laskar Isen Mulang' itu terlalu berlebihan dalam bereaksi.
"Saya melihat dia mendorong Riko dan ada tindakan yang berlebihan. Sebagai kapten, saya punya kewajiban untuk melerai, tetapi bukan respons baik yang ia tunjukan malah marah-marah sama saya. Seharusnya ada etika yang lebih baik yang mestinya ia tunjukan," kata Ismed.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar