jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menilai calon presiden petahana Joko Widodo alias Jokowi sudah tidak fokus, karena jauh-jauh kampanye ke beberapa daerah hanya bicara soal pakaian; jas dan baju putih.
"Ngomong sudah enggak fokus kelihatannya Kang Mas Joko Widodo ini. Bukan program atau gagasan yang diberikan pada masyarakat Dumai saat kampanye, malah pepesan kosong ngomongin jas sama baju putih," ucap Arief kepada JPNN, Rabu (27/3).
Seharusnya, kata Arief, Jokowi sebagai capres petahana membicarakan program tentang bagaimana supaya harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Riau bisa naik. Persoalan lain menyangkut Riau adalah dana bagi hasil pengusahaan minyak dan gas bumi yang hanya sedikit kembali mengalir ke provinsi berjuluk Bumi Lancang Kuning itu, serta bagaimana cara mengurangi kemiskinan.
"Bukan cuma nggedabrus kayak gitu. Lah wong Kang Mas sering pakai jas juga kok kalau di Istana dan kunjungan keluar negeri. Kok ngomongin kebodohannya sendiri ya," tutur pentolan salah satu organisasi pekerja BUMN ini.
Arief mengatakan, bila mayoritas rakyat tidak mampu membeli jas karena dianggap mahal oleh Jokowi, dan disuruh pakai baju putih seperti yang dikenakan mantan wali kota Solo itu, itu artinya Jokowi gagal menyejahterakan masyarakat.
"Masa beli jas harga 750 ribu saja masyarakat Indonesia enggak mampu. Ini sudah tanda-tanda Kang Mas Joko Widodo ini mau gantung jas alias lengser jadi presiden alias kalah di Pilpres 2019. Makanya sudah enggak mau pakai jas lagi ya," tutur Arief.
Dia menambahkan, yang terpenting sekarang ini bukan soal baju putih yang sering dipakai mantan gubernur DKI Jakarta tersebut. Namun, bagaimana hati dan jiwa yang putih tanpa kebohongan dalam menjadi seorang pemimpin. (fat/jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar