Sabtu, 18 Mei 2019

Surat Pemecatan Ustaz Abdul Somad Sebagai Dosen Usai Diduga Dukung Prabowo, Rektor Beri Klarifikasi

tribuntimur.com
Ustadz Abdul Somad saat berceramah di salah satu daerah di Indonesia
TRIBUNSUMSEL.COM -- Beredarnya surat pemecatan ustaz Abdul Somad sebagai dosen sempat jadi sorotan.
Pasca Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) mengirimkan surat yang meminta pihak rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau di Pekanbaru.
Pihak KASN meminta UIN Suska untuk mengklarifikasi pertemuan Ustaz Abdul Somad (UAS) dengan Prabowo.
Diketahui Ustaz Abdul Somad sempat mengunjungi Prabowo jelang detik-detik hari pencoblosan.
Ustaz Abdul Somad diduga mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandi.
Padahal statusnya sebagai PNS dinilai tidak bisa berpihak dengan para capres dari nomor beberapan pun.
Sempat jadi polemik dan pertanyaan dari publik mengenai nasib Ustaz Abdul Somad.
Rektor Uniska akhirnya angkat bicara terkait fakta sebenarnya dari surat yang dikeluarkan KASN.
Rektor Uniska, Prof Akhmad Mujahidin mengatakan, KASN mengirimkan surat pada 16 April 2019.
Sedangkan surat itu diterimanya pada 2 Mei 2019.
"Isi suratnya, mohon rektor mengklarifikasi terkait dengan dialognya UAS dengan salah satu paslon.
Itu aja sih. Tidak ada yang lain. Tidak ada pemecatan, seperti informasi yang beredar saat ini," sebut Akhmad saat dihubungi Kompas.com via telepon, Rabu (8/5/2019).
Menindaklanjuti surat tersebut, dia mengaku sudah mencoba menghubungi UAS untuk diminta klasifikasi.
Namun, saat ini UAS belum bisa dihubungi.
"Kita tanggal 6 Mei sudah memanggil UAS. Tapi sampai sekarang WA (WhatsApp) saya enggak dijawab, telpon enggak diangkat, gitu kan.
Jadi, Insya Allah besok pagi, Kamis (9/5/2019) akan kita panggil lagi untuk diminta klasifikasi. Kan di surat itu dikasih waktu 14 hari. Jadi besok kita panggil lagi," sebut Akhmad.
Dia menyampaikan, hingga saat ini UAS masih dosen di Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau.
"Ya, masih dosen. Dia itu sekarang, posisi administrasinya sedang S3 di Sudan. Selama tiga tahun ia akan belajar disana.
Surat izin tugas belajarnya ada," jelas Akhmad.
Sebelumnya TvOne menayangkan secara ekslusif dialog antara Calon Presiden (Capres) 02 Prabowo Subianto dengan Ustadz Abdul Somad pada Kamis (11/4/2019).
Dalam tayangan tersebut, Prabowo Subianto berdialog dengan Ustadz Abdul Somad terkait melihat Indonesia serta kontestasi pemilihan presiden 2019 ini.
Prabowo Subianto yang memakai pakaian ciri khasnya menanyakan Ustadz Abdul Somad selama berkeliling di Indonesia seperti apa
"Saya mengikuti ustad sudah banyak keliling Indonesia, apa yang sudah ustad lihat saat keliling Indonesia akhir-akhir ini?," tanya Prabowo.
Mendapat pertanyaan dari Prabowo, Ustadz Abdul Somad yang dikenal dengan ustadz sejuta viewers ini pun langsung menceritakan di setiap tausiyahnya.
"Saya susah kadang saya mengawalinya ceramah itu. Mari kita dengar tausiyah dari Al Muqarram Abdul Somad,
Begitu saya naik ke atas, saya bilang kalian kan punya jari 10 kenapa yang diangkat cuma 2.
Itu saya ucapkan untuk menetralisir, karena ini kan ada Panwaslu, Bawaslu, saya tidak ingin tabligh akbar ini menjadi politik. Sampai protokol bilang, jamaah tolong jangan acungkan jari," tegas UAS/
"Itu dimana-mana ustad?' tanya Prabowo
"Dimana-mana. Nanti ketika saya bilang mari kita bersalawat, karena kan untuk merubah. Shalallahu alla muhammad gini lagi (mengacungkan dua jari)," jawab Ustadz Abdul Somad.
Prabowo Subianto yang merasa heran lantas menanyakan dimana lokasi tersebut.
Mendengar pertanyaan Prabowo, UAS pun langsung membeberkan lokasi dan alasan jamaah menyerukan nama Prabowo.
"Dari mulai ujung Aceh sampai pulau Madura sampai ke Sorong. Jadi saya lihat ini umat mengharap besar. Itu yang saya lihat. Ini ada satu keranjang amanah,
IJTIMA ulama mengamanahkan ini Allah ta'ala melalui firasat IJTIHAT ulama, tapi umat juga, jadi ada dua dukungan, ulama dengan umat mereka berikan.
Jadi dalam keranjang ini ada pisau, ada bunga, ada buah, ada pena," ungkapnya.
"Maka dua pesan Allah, bapak letakkan amanah ini yang pisau bapak beri ke anak muda karena mereka akan pergi ke hutan berburu, yang buah bapak berikan kepada anak-anak mereka makan buah supaya fresh,"
"Yang bunga bapak berikan kepada anak gadis supaya mereka bisa beri pada suaminya yang sudah menikah, sedangkan pena mereka berikan pada ulama supaya mereka menulis.Jangan bapak berikan pisau kepada anak gadis dia akan melukai," jelasnya.
Ustadz Abdul Somad menambahkan, pesan kedua adalah begini ulama IJTIMA berkumpul dan umat menyambut ini amanah ini dan sedang di pundak bapak.
"Bapak adil, adil. Jangan bapak beri terlalu besar, bapak lihatlah dengan keadilan," kata UAS.
Selain itu, UAS pun mengumpamakan 7 golongan yang akan mendapat naungan Allah nanti
"Hari itu tak ada naungan kecuali naungan kita semua hancur dunia ini yang pertama mendapat naungan itu adalah imam yang adil dan pemimpin yang adil," jelasnya.
Mendapat pencerahan dari Ustadz Abdul Somad, Prabowo pun bertanya saran kepada UAS apa yang harus dilakukan apabila menjadi Presiden.
Lagi-lagi, UAS memberi perumpamaan atas pertanyaan Prabowo.
"Buah durian kalau hanya sekedar berputik orang cuek pak, tapi kalau sudah berbuah harum, ranum ada orang yang akan melempar, monyet akan naik, sekarang buahnya sedang harum, mekar, bapak tabah, kuat serahkan pada Allah.
Lahawla Walla quwatta illa billa. Ujian yang paling besar menjadi pemimpin. Sampai-sampai kata Ahmad bin Hambal seandainya doamu makbul dan doa itu cuma satu mintalah pemimpin yang adil," jelas UAS.
"itu doa dari?" tanya Prabowo.
"Imam Ahmad bin Hambal. Seandainya doamu makbul dan doa itu cuma satu maka mintalah jadikanlah kami Republik Indonesia pemimpin yang adil. Kalau bapak hadir di seluruh negeri ini akan mendapatkan keadilan" tegasnya.
Dalam tayangan ekslusif TvOne, Capres 02 Prabowo Subianto berdialog dengan Ustadz Abdul Somad.
Dialog tersebut, dimana Prabowo menanyakan gerangan hal apa membuat Ustadz Abdul Somad ingin menyampaikan pesan dari para ulama.
Diakui UAS, nama Prabowo diketahui muncul setelah adanya Ijtima Ulama beberapa waktu lalu.
Dimana UAS setiap berkeliling untuk tausiyah selalu mendengar nama Prabowo.
Meski mendengar nama Prabowo, dirinya tetap bersikukuh tidak ingin tergoda.
"Selalu saya ikut ijtima ulama, jatuhan pada bapak, keliling-keliling umat sebut nama Prabowo, PAS, tapi saya tetap (netral)," ungkapnya.
UAS menceritakan, ada cerita yang disampaikan kepada Prabowo, dimana dia menemui seorang ustadz yang sudah mimpi 5 kali bertemu.
Kemudian, saya jalan lagi ke tempat lain, Prabowo bapak dia sebut ulama yang tidak dikenal tidak viral.
"Saya datang satu tempat unik, dia tidak mau makan nasi kalau tidak mau beli di pasar, karena riba.
Minum dia gali sumur, Menteri dia usir.," ungkapnya
"Saya nekat datang, paling tamu 3 menit sudah, saya datang setengah jam 30 menit 4 mata, Prabowo dia bilang," ujarnya.
"Jadi saya berpikir lama, kalau didiamkan sampai Pilpres, kenapa tiap malam saya berpikir. 'Kenapa kau tidak cerita', akhirnya saya serahkan kepada Allah dan sudah saya sampaikan," ujarnya.
Selain itu, UAS pun meminta dua permintaan kepada Prabowo apabila terpilih nanti.
"Pertama jangan undang saya ke istana dan kedua jangan bapak beri saya jabatan," ungkapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar