Sabtu, 18 Mei 2019

Profesor Oxford Klaim Manusia Harus Kawini Alien Demi Selamatkan Bumi

Dr. Young-hae Chi, akademisi Institut Oritental Oxford membuat klaim mengejutkan tentang kehidupan makhluk asing | Huffington Post
AKURAT.CO, Makhluk asing mengawini manusia untuk melahirkan spesies super yang dapat menyelamatkan planet Bumi dari perubahan iklim. Pendapat ini dinyatakan oleh seorang profesor Univesitas Oxford.
“Makhluk hibrida hasil perkawinan silang antara alien dengan manusia bisa saja hidup berdampingan dengan kita,” papar Dr. Young-hae Chi, Profesor Institut Oriental Oxford dikutip Huffingtonpost (29/4).
Topik kawin silang alien-manusia ini pernah ditolak oleh klub debat bergengsi di Oxford University tahun lalu. Siswa-siswa Oxford mengatakannya pada Huffingtonpost.
Chi berasal dari Korea Selatan, dan mengatakan pada media bahwa alien hidup berdampingan dengan manusia namun kita tidak dapat melihatnya.
“Kita dapat memakai analogi ikan yang berpikir dan menganggap hal-hal sebatas dari kemampuan mereka berpikir saja. Dan manusia juga mempersepsikan dunia luar sebatas yang kemampuannya, maka persepsi kita terhadap dunia sangat dibatasi oleh organ-organ kita,” ungkapnya.
"Anggap peradaban manusia akan berakhir, dan makhluk asing dapat merasakannya. Alien juga memiliki keinginan untuk melahirkan makhluk hibrida. Mungkin ini terdengar seperti asumsi bahwa proyek hibrida adalah respons terhadap kehancuran peradaban manusia di masa mendatang. Jika alien sungguh ingin menjajah bumi mereka harus memulainya berabad-abad yang lalu,” paparnya.
Chi mengatakan bahwa ia sedang mencari bukti tambahan untuk mendukung teorinya dan mengatakan pada HuffPost UK bahwa ‘reaksi mayoritas’ terhadap klaimnya.
"Ya, Anda benar. Saya juga mengalami penculikan oleh alien. Saya dapat menceritakannya pada Anda lebih detail jika Anda mau atau apa yang Anda sampaikan bisa saja benar."
“Orang sering bertanya ‘Apakah Anda memiliki bukti untuk klaim bahwa alien telah menculik manusia?’. Jawaban saya biasanya penculikan dilaporkan dari mana saja, misalnya Inggris, Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Jepang, dan lain-lain, dengan kesamaan signifikan di setiap kasus,” tulis Dr Chi di dalam emailnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar