Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta Musni Umar (Twitter)
Suara.com - Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta Musni Umar kembali membuat pernyataan kontroversial. Setelah menyebut Presiden Joko Widodo memiliki jimat, kini Musni menolak organisasi massa Front Pembela Islam (FPI) dibubarkan.
Menurutnya, selama ini FPI tidak pernah banyak berbicara namun selalu ringan tangan membantu masyarakat yang terkena musibah.
Awal mula ungkapan Musni tersebut berawal dari adanya petisi bubarkan FPI yang telah diteken oleh ratusan ribu orang. Ia justru tidak mau menjadi bagian itu.
"Petisi bubarkan FPI sedang dilakukan. Saya tolak pembubaran FPI," kata Musni melalui akun Twitternya @musniumar pada Sabtu (11/5/2019).
Musni menjelaskan bahwa dia bukanlah bagian dari FPI. Akan tetapi penolakan Musni tersebut dilandasi oleh simpatinya terhadap tindakan FPI yang disebutnya seringkali membantu korban bencana alam.
"Saya bukan pengurus, bukan pula anggota FPI, tapi saya simpati perjuang. FPI "amar ma'ruf nahi munkar."," ujarnya.
"Mereka tidak banyak bicara, tapi berbuat nyata, selalu digarda terdepan bantu rakyat sewaktu tsunami Aceh, Banten, Palu dan gempa bumi NTB dan lain-lain," tandasnya.
Sebagaimana diketahui, jumlah penandatangan petisi yang meminta Kementerian Dalam Negeri menyetop izin organisasi massa FPI terus mengalami peningkatan drastis.
Hingga memasuki hari kelima telah diteken sebanyak 339 ribu orang, jauh mengalahkan petisi tandingannya yang menginginkan agar FPI tetap eksis.
Pantauan Suara.com, Jumat (10/5/2019) pukul 19.15 WIB, petisi yang dibuat oleh akun bernama Ira Bisyir melalui laman Change.org berjudul 'Stop Ijin FPI' telah ditandatangani sebanyak 339.047 orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar