Rabu, 22 Mei 2019

Aksi 22 Mei Memakan Korban Tewas, 'Ramalan' Mbah Mijan Soal Kematian dan Provokator Bikin Merinding

Sebelum terjadinya kericuhan dalam aksi di Tanah Abang 22 Mei, Mbah Mijan sempat 'menyentil' pihak-pihak yang berniat membuat kerusuhan lantaran tak suka dengan kemenangan Jokowi dan Ma'ruf Amin.

WowKeren - Aksi massa 22 Mei 2019 terkait kemenangan Presiden Jokowi ternyata memakan korban. 22 Mei dini hari WIB, terjadi kerusuhan di area Tanah Abang hingga salah satu pria diduga demonstran tewas tertembak.
Pria yang tewas itu bernama Farhan Syafero dan berusia 30 tahun. Farhan meninggal akibat luka tembak di tengah aksi kericuhan Tanah Abang pada Rabu dini hari.
"Luka tembus ke punggung. Mungkin mengenai paru-paru," ujar Dokter RS Budi Kemuliaan Muhammad Baharuddin. Sementara itu, pihak keluarga sudah dihubungi dan membenarkan jika sosok pria yang tewas itu adalah Farhan.
"Saya pertama kali tahu pas lihat Facebook. Kami mengenali wajahnya, terus kita cek ternyata benar itu Farhan," kata Dimas salah satu anggota keluarga korban. "Almarhum anaknya aktif, suka berpetualang juga. Kita keluarga enggak ada yang tahu kalau dia ikut aksi di Jakarta. Kita benar-benar enggak nyangka."
Yang mengejutkan, paranormal Mbah Mijan sempat menuliskan postingan "seram" di InstaStory sebelum terjadi kericuhan. Mbah Mijan yang merupakan pendukung Jokowi dan Ma'ruf Amin itu sempat menyindir soal haters yang bakal mati dengan sendirinya.
InstaStory
"Rakyat Indonesia punya hak mengucap syukur atas kemenangan Jokowi-Amin," tulis Mbah Mijan yang 4 tahun silam sudah meramalkan soal hasil pemilu 2019 itu. "Haters jangan dipikirin, cuekin aja, ntar juga mati sendiri."
Mbah Mijan juga melontarkan prediksinya di Twitter. Mbah Mijan curiga kalau demo 22 Mei disusupi oleh pihak tak bertanggung jawab.
Twitter
"Info terkini, status Polisi Vs Pendemo berubah menjadi Polisi Vs Perusuh. Dugaan kuat bahwa perlawanan lemparan batu, bom molotov, dan petasan bukan berasal dari pendemo. Tim informan kami juga banyak mengabadikan kelompok massa dengan kostum yang berbeda dari para pendemo," kata Mbah Mijan. "Ada pihak-pihak luar yang ingin memancing di air keruh. Mereka sengaja mengambil tindakan provokasi pada situasi seperti ini. Massa dilapangan masih belum sepenuhnya terkendali, tapi para provokator enak ngopi sambil lihat Tipi. Jelata lagi jelata lagi!!!"
Sebelumnya, polisi sudah berusaha mengingatkan para demonstran yang kabarnya didominasi anak muda untuk mengakhiri unjuk rasa. "Cukup adik, adik, polisi bukan musuh kalian. Sebentar lagi sahur. Cukup, kami tak akan menembakkan lagi. Kalian mau sahur enggak? Sebentar lagi sahur. Kalau mau sahur, tolong apinya dimatikan," kata perwira polisi dengan pengeras suara di lokasi Tanah Abang, Jakarta, Rabu, 22 Mei 2019.
Namun massa menolak lantaran ada demonstran yang diamankan polisi. Pihak polisi bersikeras mengamankan oknum tersebut karena dicurigai melakukan pengrusakan pagar pembatas dan coba memasuki area Bawaslu pada Selasa (21/5) malam sehingga harus diproses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar