Kamis, 20 Juni 2019

Merasa Kehilangan Uang Tabungan 42 Triliun Di BRI Mulyadi Bawa Massa

Lampung Utara, (MI)- Pengusaha getah karet, Mulyadi alias Bijai, mengaku kehilangan uang Rp. 42 triliun, di Rekening Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kantor Cabang Kotabumi. Bijay, memimpin langsung puluhan karyawannya melakukan aksi demo di depan Bank Rakyat Indonesia (BRI), Rabu (27/02/19), di jalan Jenderal Sudirman sekira pukul 09.30 WIB. Bijai menuntut pihak Bank BRI untuk mengembalikan uang yang telah hilang dari saldo rekening miliknya.
Surat Mulyadi yang di tujukan ke Kepala Cabang BRI Kotabumi Lampung Utara.
Unjuk rasa soal uang Rp. 42 tirilun di BRI Kota Bumi.
Rombongan massa diterima oleh pihak Bank BRI dan perwakilan massa diajak kedalam ruangan untuk berdiskusi yang di pantau oleh kapolres Lampura yang diwakili Kabag OPS, Kompol Nelson, yang disini bertindak sebagai penghubung kedua belah pihak. “Kedatangan kemari ingin menuntut hak. Kedatangan saya ingin menuntut hak saya bahwa BRI telah memanipulasi rekening, rekening yang sama di doble, rekening 0155012361506 itu di buat dua, saya punya bukti dan saya bisa mempertanggung jawabkan sampai akhirat,” katanya.
Ketika ditanya awak media berapa kerugian yang dialami, Bijay menjawab kerugian ditaksir sebesarnya Rp. 42 triliun rupiah. “Kerugian saya sekitar Rp. 42 trilyun rupiah, dan langkah selanjutnya saya akan melapor kepada pihak yang berwajib ” katanya.
Dalam Konferensi Pers, Kepala Cabang Bank BRI Lampung Utara, Arry Sapdo Ananto menjelaskan, selama ini beliau sudah melakukan klarifikasi yang dilakuan pihaknya baik surat maupun lisan. “Kami sudah menerima dengan baik-baik dan memang dinyatakan beliau masih memiliki rekening di kami dengan jumlah yang disampaikan beliau,” kata Arry Sapto.
Dan pada saat pertemuanpun sebelum kejadian ini, lanjut Sapto, baik secara lisan maupun terkadang beliau datang kemari mengklarifikasi dua rekening yang ada pada kami. “Dan kami sudah sampaikan dengan beliau dengan baik-baik dan sudah kami sampaikan pada pertemuan sebelumnya bahwa dua rekening tersebut statusnya pada tahun 2016 sudah status close, tapi beliau merasa masih punya rekening itu dan banyak dananya,” paparnya.
Lanjut Arry Sapto kemudian hari ini tadi setelah melakukan klarifikasi antara nasabah. “Kami dan dijembatani oleh pihak kepolisian kita sudah mengkroscek antara data yang dimiliki nasabah kita atas nama pak Mulyadi (Bijay) dengan yang ada di BRI. Namun demikian beberapa hal yang disampaikan di forum tadi masih saja nasabah merasa bahwa dia masih memiliki rekening dan dengan saldonya yang ada di BRI,” ujarnya.
Perihal rekening yang diduga ganda (doble red), Arry Sabdo menjawab, “untuk rekening doble ga ada, saya menyatakan saat ini tidak ada, karena yang di pertanyakanpun secara tertulispun dua rekening yang diminta itu sudah dua rekening yang ada dan sudah disiapkan semua bukti-buktinya.
“Cuma beliau tidak mau menerima sesuai dengan saran polisi. Yang ada di catatan kami dua rekening tadi memang benar dua rekening dengan nomor yang berbeda dan itu dua-duanya transaksinya sudah close, satunya di Maret 2017 dan satunya maret 2018 karena tidak transaksi lagi selama proses terakhir dan sisanya tidak banyak sehingga close sistem terjadi,” pungkasnya.
Perihal tanggapan nasabah akan melapor kepihak berwajib, “Itu haknya seorang warga negara melakukan itu dan kami akan mempersiapkan semua data-data yang ada di BRI dan akan kami sampaikan di pengadilan ” tutupnya. (yudi/juwaeni.A)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar